Kucing Sokoke merupakan jenis kucing hybrid yang berkembangbiak secara alami di hutan Arabuko Sokoke, di Kenya. Orang Giriama di Kenya menyebut kucing ini dengan sebutan Khadzonzo yang artinya "terlihat seperti kulit kayu", sesuai dengan pola dan warna bulu kucing ini.
Pertama kali ditemukan oleh seorang breeder kuda yang juga seniman alam liar yang bernama Jeni Slater pada tahun 1978. Kemudian teman dari Jeni yang bernama Gloria Moeldrop membawa beberapa kucing tersebut ke Denmark untuk dikembangbiakkan karena Slater merasa khawatir akan kelangsungan populasi kucing Sokoke di Kenya.
Pada tahun 1990, Gloria mengimpor lebih banyak kucing dari Kenya. Untuk pertama kalinya kucing sokoke diikutkan dalam show pada tahun 1984 di Copenhagen. Kemudian pada tahun 1993, ras kucing ini mendapatkan pengakuan dari Fédération Internationale Féline (FIFe) dengan nama "Sokoke".
Kucing Sokoke memiliki postur tubuh yang panjang dan ramping dengan kaki yang panjang serta memiliki mata berwarna kehijauan. Kaki bagian belakang lebih panjang dibandingkan dengan kaki bagian depan. Kucing ini merupakan jenis kucing berbulu pendek meski terkadang ada anakan yang terlahir dengan bulu panjang.
Kucing Sokoke terkenal sebagai jenis kucing yang aktif dan senang memanjat. Mereke cenderung vocal terhadap manusia yang merawatnya dan kucing-kucing lain yang hidup bersamanya. Kucing ini juga dikenal memiliki ikatan yang kuat dengan pasangannya dan pemilik mereka.
Konon, meskipun kucing sokoke berbulu pendek, tetapi mereka dapat segera beradaptasi dengan daerah yang bersuhu dingin, seperti di Eropa, tanpa memerlukan perlakuan khusus dari pemiliknya. Usia harapan hidup kucing Sokoke sekitar 15 tahun.
Jika mainstream-nya kucing betina yang merawat anak-anaknya, lain lagi dengan kucing Sokoke. Justru kucing Sokoke jantan yang merawat anak-anaknya, tetapi tetap si betina yang menyusui.
Referensi : wikipedia